Terang dalam Gelap

Memberi selagi mampu

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Bengkulu, Bengkulu

Berfikir positif itu lebih baik dalam menghadapi suatu masalah yang berat

Rabu, 23 Februari 2011

Cinta yang Misteri


            Pagi yang begitu indah, matahari keluar dari peraduannya dengan senyum yang menawan, disambut dengan nyayian burung yang sangat merdu. Ini adalah hari pertamaku sebagai anggota OSIS untuk yang akan melaksanakan MOS kepada siswa siswi ditahun ajaran baru. Betapa Berbunga-bunganya hatiku, karena inilah impianku selama ini, menjadi orang yang berperan dalam sebuah acara akbar. “Hai Adrian sedang apa kamu ? Tanya ginanjar yang baru saja datang, hingga menghilangkan semua lamunanku. “Sedang melamun nih gin, sambil nungguin kamu” jawabku. Acaranya sudah dimulai, ayo kita langsung kesana, nanti kena omel lagi” ajak ginanjar sambil menarik tanganku.  Sesampainya di depan para siswa yang telah berkumpul, aku langsung diberikan tugas oleh ketua untuk mengkoordinir satu kelompok. Kini aku telah siap menjalankan tugas, kubawa anggotaku disebuah pohon yang rindang namun halaman yang begitu kotor sangat mengganggu penglihatan. Tolong ini dibesihkan ya dek” suruhku kepada semua anggota kelompok, Karena mandat dari ketua. Sambil memantau, tanpa disadari ku memandang seseorang yang tak tahu bagaimana hingga membuat hatiku nyaman melihatnya. Ia lain dengan teman-temannya, wajahnya memancarkan pesona yang indah, begitu pendiam, pakaianya yang rapi, rambutnya yang hitam tertatarapi sungguh ini adalah anugrah bagiku, karena dipertemukan dengan bidadari hingga terpana dibuatnya. Tugas itupun akhinya usai, kupersilahkan para anggota untuk berkumpul kembali, namun pandanganku belum juga usai. Ingin rasanya kuberkenalan dengannya, namun itu tak mungkin. Kegiatan hari itupun selesai, semua berduyu-duyun pulang kerumah. Akupun turut didalamnya, dengan perasaan berbunga-bunga karena telah dipertemukan dengan sosok gadis yang sangat indah.
            Keesokan harinya, dengan semangat hatiku yang menggebu-gebu rasanya.  Kuberanjak dari rumah menuju sekolah untuk acara selanjutnya. Semua telah berkumpul, namun aku gelisah mencari seseorang yang telah meluluhkan hatiku namun tiada. Kumerasa telah jatuh hati kepadanya,
Adrian kita hari ini menjalankan tugas bersama” jelas ginanjar kepadaku.
Kita akan pegang gugus berapa gin ? tanyaku tak sabar.
Gugus 2 ian, memang ada apa?
Ia berbalik bertanya. Ah..tidak” jawabku singkat.
Kuberharap akan dipertemukan kembali dengan bidadari hatiku, namun harapanpunku pun punah. Ternyata Ia berada digugus satu, padahal hari itu aku ingin mengenal namanya.
Ayo ian kita berangkat, kamu jangan melamun terus nanti kesambet lho” ajak ginanjar kepadaku, kerena memang sejak tadi hatiku gelisah. Rencananya kita akan kemana gin? Tanyaku. Panitia tadi mengamanatkan kepada kita semua agar bertanggung jawab terhadap gugus, karena programnya kita akan mencari jejak” jelas ginanjar kepadaku dengan panjang lebar. Ok deh, ayo kita berangkat” Tanya ku sambil berjalan menuju hutan. Namun hatiku tak tenang, mencari sosok yang kudambakan tetapi tidak ada. Jujur, aku terposona dibuatnya dan telah jatuh cinta kepadanya.
Setengah perjalanan sudah kami berjalan, menyusuri hutan, menyeberangi sungai yang deras alirannya hingga kini sampailah dibukit yang menjulang tinggi. Kami pun  segera mendakinya tanpa lelah. Sesampainya diatas kami ditanya oleh penjaga posko
“Apa gugus ini sudah menemukan posko dibawah tadi”? Tanya seorang dari penjaga posko itu.
Kamipun kaget dan menjawab,”belum kak” ternyata dibawah sana ada posko. Sialnya kami disuruh kembali, padahal setengah tenaga sudah habis. Namun pandanganku dikejutkan dengan seseorang yang kucari, Ia beranjak naik kebukit. Akupun tersenyum, ternyata ia membalasanya. Subhanallah indah sekali, jantungkupun berdetak kencang bagai gendaring mau perang. Tanpa sengaja kulihat papan namanya ternyata namanya Andien, nama yang cukup indah.
Perjalanan kami pun akhirnya usai, dan masa MOS telah berakhir. Esok adalah hari pertama bagi siswa baru untuk belajar, hatiku masih terpana dan ingin mengetahui di manakah bidadari yang telah luluhkan hatiku itu berada? Akhirnya ku menemukanya, takkan kusia-siakan lagi kesempatan ini, kuberanikan diri untuk berkenalan dengannya. Jantungku berdetak tak menentu, keringat dinginpun bercucuran, ia semakin dekat. Akupun memulai percakapan itu
“Hai..Apa kabarnya” Tanyaku sambil terseyum.
“Alhamdulliah baik-baik kak” jawabnya singkat
Akun pun berkata apa masudku “Ma’af ya kalau sudah mengganggu, kakak kesini hanya ingin bermagsud berkenalan”. Boleh kan ?
Iya kak tidak apa-apa” jawabnya lagi
Sambil menggulurkan tangan aku memperkenalkan diri. Kenalkan nama kakak Adrian”.
Ia pun membalasnya. Namaku andien kak” Jawabnya lagi.
Aku telah kehabisan kata-kata, tidak tahu lagu harus membicarakan apa. Akhirnya aku pamit kepadanya.
Ya sudah kalau begitu kakak kekelas dulu ya, terima kasih atas waktunya” Pintaku kepadanya.
Ia kak sama-sama, aku juga mau masuk kelas dulu” Jawabnya.
Akupun berjalan beranjak pergi menuju kelas, betapa senangnya hatiku hari ini. Akhirnya kudapat berkenalan dengan seseorang yang telah membuat hatiku tak henti-henti memikirkanya.
Waktupun berjalan tanpa dirasa, sudah 3 bulan lamanya ku mengenal gadis itu. Namun tetap saja hatiku ini gundah gulana, tak tenang rasanya. Kali ini ku mencoba untuk mengungkapkan segala perasaan yang selama ini aku pendam, karena ku telah lama menunggu keberanian. Akhirnya malam nanti ku putuskan untuk bersilaturahmi kerumahnya, tanpa memberikan kabar terlebih dahulu.
Malam itu rasanya hatiku sudah tidak sabar lagi, tapi suatu pertanyaan besar mulai mengganggu piukiranku. Apakah Ia juga merasakan hal yang sama seperti aku?
Tapi ku percaya, dan cintaku ini tidak bertepuk sebelah tangan. Seusai sholat isya, ku segera berdandan rapi layaknya akan bertemu putri raja, kuraih motor yang sudah lama menunggu tuanya dan akupun berangkat.
Dalam perjalanan hati ini semakin tak tenang saja, detaknya semakin tak beraturan. Akhirnya sampai juga aku dirumah yang begitu indah, namun pandanganku mulai tak nyaman. Mengapa banyak orang dirumahnya? Ada apa ini ? ku bertanya pada diriku sendiri. Kuputuskan segera menuju rumah disampingnya, kalau memang sudah jodoh tak akan lari kemana. Ternyata Andien ada disana, karena telah tahu kedatanganku ia pun menyambutnya dengan senyuman hangat. Akupun memulai pembicaraan dimalam itu.
“Assalamualaikum” Sapaku kepadanya
“Wa’alaikumsalam, kakak sendirian saja? Mari silahkan“ jawabnya sambil mempersilahkanku duduk.
Maaf ya kak, dirumah sedang ada acara yasinan jadinya hanya duduk disini” Jelasnya lagi kepadaku.
“Ia tidak apa-apa” Jawabku singkat
Kini ku tahu mengapa banyak orang dirumah yang indah itu.
“Kalau boleh tahu siapa yang meninggal ndien? Tanyaku kepadanya
“Dengan sedih Iapun menjawab, “saudara dilampung kak”.
“Kakak turut berduka cita ya ndien, yang sabar saja” Upaya ku untuk menghiburnya
“Ia kak, terima kasih atas nasehatnya” Jawabnya sedih.
Akupun jadi bingung, apa pantas pada saat yang seperti ini aku utarakan isi hatiku?
Ahirnya niat untuk megungkapkan isi hati ini aku batalkan demi untuk mrnghargai keadaan.
Karena hari telah larut malam akupun pamit untuk pulang, namun sebelum kuberanjak ada kata-kata yang membuat hatiku gembira
Kak, meskipun kita berbeda namun kita harus yakin kalau kita akan bisa bersama”. Andien menjelaskan kepadaku.
Betapa hatiku ini serasa senangnya, akupun membalasnya dengan senyuman hangat. Dalam hati kuberkata, sebenarnya ingin kuutarakan segenap perasaan yang selama ini aku rasakan, namun mungkin saat ini mungkin belum waktu yang tepat.
“Sudah malam, kakak pamit dulu ya ndien” jelasku
“Iya kak, hati-hati ya” Balas Andien
            Waktupun terus berganti, hatiku semakin tak tenang saja rasanya. Saat itu bertepatan pada hari raya Idul Fitri kuberanikan diri untuk bersilaturahmi kerumahnya, dan aku harus ungkapkan rasa dalam hati ini. Sore harinya, akupun telah sampai, aku takjub melihat rumah yang begitu indahnya. Kuberanjak untuk mengucapkan salam.
“Tok..Tok.., Assalamualaikum..” Sapa ku sambil mengetuk pintu
“Walaikumsalam, sebentar” Jawab dari dalam, yang tak lain adalah ibu Andien
“Andiennya ada bu? Tanyaku pada ibu
“O..ya ada, silahkan masuk” suruh ibu padaku Sambil mempersilahkan aku duduk
Setelah lama menunggu akhirnya mucul juga orang yang kunanti, berdandan rapi jadi terpesona aku melihatnya
“Ma’af Sudah lama menunggu ya kak? Sapa Andien padaku
“Ah tidak juga, baru sebentar ko” Jawabku singkat
Setelah kata itu aku diam membisu, entah mengapa. Karena lamanya Andienpun memecahkan suasana
“Kak, ma’af sebelumnya, aku tidak bisa berlama-lama karena aku ada janji akan pergi dengan seseorang” Jelas Andien padaku
Kata-kata itu sangat menyayat hatiku, rasanya langit akan runtuh dan bumi berhenti pada porosnya saat itu juga. Harapanku selama ini telah kandas, betapa hancur hati ini rasanya. Mengapa ia memberikan harapan padaku jika kejadiannya seperti ini, padahal aku akan ungkapkan segenap isi hati ini. Ternyata telah ada seseorang yang mengisi hatinya, dengan perasaan yang pilu akupun pamit
“Ya sudah kalau begitu, saya pamit dulu. maaf kalau sudah mengganggu” Akupun mohon diri.
            Peristiwa malam itu takkan terlupakan dalam hidupku, cintaku kandas ditengah jalan dan kini kuberusaha untuk melupakanya dan berhenti untuk memikirkannya. Namun tak pernah bisa, karena hati ini telah terbius olehnya. Hingga pada suatu pertemuan disebuah masjid aku berkenalan dengan seseorang yang berjilbab rapi, kuawali dengan berbasa basi
“mau ikutan rapat ya?” tanyaku kepadanya
“Iya, kamu anggota baru disini?” Jawabnya sambil berbalik bertanya
“Ya begitulah ceritanya” Jawabku singkat
“Ngomong-ngomong namanya siapa? Kuberanikan diri mengajak berkenalan
“O..ya, namaku Risma. Namamu siapa?”. Jawabnya dan bertanya kepadaku
“Kenalkan namaku Adrian”.Jelasku sambil mengulurkan tangan
“Kita hari ini akan mendiskusikan tentang apa? Maklum akukan baru disini” tanyaku
“Insya Allah pembentukan kepengurusan baru” Ia menjelaskan kepadaku
“O..gitu, terima kasih ya atas infonya” Ucapku
“Iya sama-sama” Jawabnya singkat
Diapun pergi masuk kedalam masjid, dalam diskusi akhirnya tercapailah kesepakatan baru tentang kepengurusan Risma Masjid Nurul Huda. Kamipun beranjak pulang kerumah masing-masing. Setibanya dirumah aku mulai terfikirkan dengan sosok gadis dimasjid tadi, namun jujur rasa dalam hati ini tetap tidak ada yang mengalahkan rasa sayangku kepada Andien. Meskipun harapan untuk bersamanya sangat kecil.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan akupun akhirnya menyimpan rasa sayang juga kepada orang Risma, kuungkapkan rasa ini sebelum semua terlambat. Ternyata ia tidak menepuk sebelah tangan, dan mempunyai perasaan yang sama. Sebenarnya hatiku tersiksa rasanya, karena masih selalu ingat dengan Andien.
Disaat hubungan kami sedang diterpa masalah dan aku mulai tak sanggup lagi mengatasinya kamipun terlibat perang mulut.
“Ris, mengapa kau perlakukan aku seperti ini ?” Tanyaku
“Magsud kamu apa?” Ia pun berbalik Tanya
“Apa kamu tidak merasa, kalau aku butuh kamu disaat-saat seperti ini. Tapi kamu kemana selama ini? Jelasku
“Ia Ian aku ngerti, tapi aku tidak bisa” Jawabnya singkat
“Ya sudah, sekarang kita pikirkan bagamana jalan yang terbaik buat kita” Ucapku sambil berjalan pergi.
Namun hal yang tidak disangka sebelumya, disaat-saat hubunganku seperti ini aku mendapatkan respon kembali dari andien, tentunya dengan senang hati aku menerimanya. Berawal dari menitipkan salam dan akhirnya bertukar nomor handphone hubungan kami pun semakin dekat saja padahal Risma tidak mengetahuinya.
Pada suatu hari Andien mengirimkan sebuah pesan singkat pada ku, yang isinya ingin memulai lembaran baru kisah cinta kami yang dahulu bertepuk sebelah tangan.  Akupun menanggapinya sama karena memang itulah cita-cita ku selama ini. Pada suatu hari aku bertemu dengan Andien di sekolah.
“hai Ndien, bagaimana kabarnya sekarang sudah lama kita tidak bertemu” Tanya ku kepadanya
Ia pun menjawab “alhamdulillah masih sehat-sehat saja kak”.
Bagaimana dengan isi pesan singkat kemarin, apakah itu benar? Ucapku
“Iya kak itu semuua benar, aku kini merasa telah memiliki rasa yang sama seperti yang kakak rasakan dulu. Meskipun dahulu aku pernah mengecewakan kakak namun aku harap kakak masih bisa memberikan kesempatan kepadaku untuk menebus kesalahan yang pernah kulakukan”. Jelas Andien dengan panjang lebar
Akupun kini bingung harus mengatakan apa pada Andien, namun kesempatan ini tidak aku sia-siakan lagi
“tapi Andien, kini kakak tidak sendiri lagi dan telah memiliki kekasih” akupun menjelaskan
Dengan penjelasanku tersebut, raut muka Andien menjadi redup dan terlihat sedih. Akupun tak kuasa melihatnya, tanpa berpamitan Andien pun langsung berlari menuju kelas. Akupun bingung harus berbuat apa, apakah kata-kataku sudah menyakiti perasaan hati Andien.
            Keesokan harinya aku mendapatkan kabar dari salah seorang temannya bahwa Andien sedang sakit dan tidak dapat bersekolah seperti biasa. Bagai petir menyambar telingaku mendengarnya, aku jadi semakin bersalah. Tanpa pikir panjang lagi aku langsung beranjak kerumahnya seusai sekolah
“Bagaimana sekarang keadaanya dien” Tanyaku
“Sudah mendingan kak” Jawabnya
“Maafin kakak ya, kalau kemarin kata-kata kakak ada yang salah” Jelasku
“Tidak apa-apa kak, mungkin ini balasan buat aku kerena dulu telah menyakiti kakak” Jawabnya sedih
“Tapi Andien tidak marah dengan kakak kan?” Harapku
“Apa itu penting kak? , meskipun aku tidak marah apakah itu bisa merubah keputusan kakak? Pertanyaan yang bertubi-tubi kepadaku
Kini aku bingung sendiri harus bagaimana, keputusan yang sangat sulit tapi aku yakin yang kupilih nanti itulah yang terbaik buat aku.
“kalau begitu, beri kakak waktu untuk berfikir ya. Sekarang Andien banyak-banyak istirahat agar cepat sembuh. Kakak pamit pulang ya. Assalamuaaikum” Sapaku dan beranjak pergi dari ruang tamu.
            Ini adalah hal yang tersulit dalam hidupku, setelah mendengarkan ucapan Andien kemaren aku dapat menyimpulkan jika ia telah membukakan pintu hatinya untukku. Namun disatu pihak aku sedang menjalani hubungan dengan Risma yang sudah berlangsung lama namun tak ada kebahagian yang aku temukan. Sebenarnya aku ingin segera mengkhiri hubungan ini, namun aku tak ingin menyakitinya. Malam ini adalah saksi kebimbanganku, namun sudah aku dapatkan jalan terbaiknya yakni memulai kembali mengungkapkan perasaan yang sampai sejauh ini aku tetap aku simpan dan selalu ada meskipun aku telah bersama orang lain. Sore harinya, aku kirimkan pesan singkat yang isinya menyatakan perasaanku kepada Andien, “Ndien kali ini kakak tidak akan menyia-yiakan lagi, perasaan yang dulu hingga sekarang masih selalu ada dihati kakak. Mungkin saat inilah waktu yang tepat untuk kita memulai lembar yang baru, maukah engkau menjadi orangyang special dihati kakak?” kali ini Ia menyambutnya dengan hangat. “Andien ngerti kak, betapa beratnya kakak memutuskan ini. Sekarang aku janji akan selalu membuat kakak bahagia dan aku mau menjadi orang yang special dihati kakak. Dalam hati aku berteriak, Aku diterima…..betapa senangnya hati ini membaca pesan singkat balasan itu, serasa angina segar yang menyapaku.
Akhirnya kamipun menjalani hubungan tanpa ada status putus dari Risma, namun lama kelamaan Iapun tahu juga dan marah sejadi-jadinya hingga aku mendapatkan kata-kata yang sangat menyakitkan. Aku mengerti apa yang ia rasakan, namun mungkin inilah jalan yang terbaik, Ia menyatakan untuk mengakiri hubunganku dengannya. Kini impianku telah nyata, aku telah menjalani hubungan dengan seseorang yang selama ini impi-impikan yakni Andien. Kami bahagia, akupun berjanji aku akan selalu membuat  Ia bahagia.


Ternyata cinta adalah misteri,,yang tidak pernah tahu gimana akhirnya……….
BERSAMBUNG…….

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda