Terang dalam Gelap

Memberi selagi mampu

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Bengkulu, Bengkulu

Berfikir positif itu lebih baik dalam menghadapi suatu masalah yang berat

Selasa, 25 Januari 2011

Pengolahan Limbah Timbal (Pb) Pada Industri Aki Dengan Metode Elektrokoagulasi

1. WHAT
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, hingga saat ini tetap melaksanakan pembangunan industri. Meningkatnya jumlah industri tidak hanya memberikan dampakpositif, tetapi juga memberikan dampak negatif, misalnya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Daerah aliran sungai merupakan daerah tampungan yang penting dalam daur hidrologi yangberasal dari kegiatan industri, pertanian, pertambangan, perkebunan, kehutanan dan perkotaan. Dari kegiatan yang cukup padat ini dapat mengakibatkan pencemaran yang menghasilkan limbah organik seperti limbah rumah tangga, industri dan logam berat (Pb, Zn, Hg, Cd dan Cr). Salah satu sumber pencemaran saat ini adalah timbal (Pb). Industri aki merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah Pb dalam jumlah yang paling banyak. Pb sebagai salah satu unsur yang termasuk dalam kelompok logam berat dalam konsentrasi tertentu sangat berbahaya terhadap manusia dan lingkungan hidup.
.
2. WHY
Pb banyak dipergunakan dalam industri aki, dimana penggunaan Pb dalam skala yang
besar dapat mengakibatkan polusi baik di daratan maupun perairan. Pb yang masuk dalam
perairan dalam bentuk limbah akan mengalami pengendapan yang dikenal dengan istilah
sedimen. Usaha penanganan terhadap limbah logam berat Pb ini telah banyak dilakukan.
Namun, apabila tidak ditata dan tanpa penggunaan teknologi yang tepat akan berakibat buruk
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia dalam pengumpulan, pengangkutan maupun
prosesnya, sehingga perlu dilakukan suatu teknik pengolahan limbah Pb untuk
meminimalisasi dampak pencemaran.
3. HOW
Pengolahan limbah Pb dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, salah satunya adalah dengan metode elektrokoagulasi. Proses elektrokoagulasi merupakan gabungan dari proses elektrokimia dan proses flokulasi-koagulasi. Proses ini diduga dapat menjadi pilihan metode alternatif pengolahan limbah radioaktif dan limbah bahan berbahaya dan beracun cair fase air mendampingi metode-metode pengolahan yang lain yang telah dilaksanakan. Keuntungan proses elektrokoagulasi untuk mengolah limbah adalah pada proses ini tidak ada
penambahan zat kimia. Proses elektrokoagulasi meliputi beberapa tahap yaitu proses equalisasi, proses elektrokimia (flokulasi-koagulasi) dan proses sedimentasi. Berikut adalah
tahapan-tahapan yang akan dipersiapkan untuk pengolahan limbah Pb pada industri aki:
a. Pembuatan Rangkaian Bak Penampungan
Bak penampung didesain dengan ukuran yang cukup untuk menampung debit limbah
cair dari pabrik. Bak penampung dibuat agar debit limbah cair yang disalurkan dari bak ini
menuju peralatan koagulasi tetap konstan. Hal tersebut bertujuan menjaga alat dapat bekerja
secara optimal. Bak sebaiknya dibuat dengan beton dengan ketebalan dinding sebesar 30 cm
dengan bagian atas tertutup. Ke dalam bak dimasukkan selang pompa yang akan mengalirkan
limbah cair menuju bak elektrokoagulasi.
Bak elektrokoagulasi dibuat dengan ukuran yang sesuai dengan jenis alat yang
digunakan. Bak dibuat dengan salah satu dindingnya dibuat lebih rendah atau dibuat
cekungan untuk mengalirkan limbah yang telah diolah menuju bak sedimentasi.
Bak sedimentasi merupakan bak dengan ukuran yang paling luas. Hal ini bertujuan
untuk menampung endapan yang semakin besar. Dinding bak dibuat lebih rendah dari
dinding elektrokoagulasi. Salah satunya dindingnya dibuatkan cekungan untuk mengalirkan
luapan air dari bak menuju pasir saring. Aliran air yang telah melewati pasir saring dapat
langsung dialirkan menuju ke lingkungan luar.
Keterangan:
A = Bak penampung
B = Bak Koagulasi
C = Bak Sedimentasi
D = Penyaring (filter)
b. Pemasangan Peralatan
Peralatan pompa dipasang di atas bak penampung. Pompa dapat menyalurkan limbah
cair dari bak penampung menuju bak elektrokoagulasi dengan debit 1,5 liter/menit. Alat
3
elektrokoagulasi dipasang pada bak koagulasi sedemikian rupa. Alat dihubungkan dengan
sumber listrik.
c. Pengerjaan
Proses koagulasi limbah cair dilakukan ketika telah ditampung cukup limbah cair
dalam bak penampung. Cairan dialirkan menuju bak elektrokoagulasi dengan debit 1,5
liter/menit. Elektrokoagulator dihidupkan ketika bak telah penuh. Biarkan alat terus hidup
selama ada aliran limbah dari bak penampung menuju bak elektrokoagulasi.
d. Mekanisme koagulasi
Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik
searah, maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit, dimana
ion positif (kation) bergerak ke katoda dan menerima elektron yang direduksi dan ion negatif
(anion) bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi
Katoda
Ion H+ dari suatu asam akan direduksi menjadi gas hidogen yang akan bebas sebagai
gelembung-gelembung gas.
2H+ + 2e ⎯⎯→ H2
Larutan yang mengalami reduksi adalah pelarut (air) dan terbentuk gas hydrogen (H2)
pada katoda
2H2O + 2e ⎯⎯→ 2OH- + H2
Anoda
Anoda terbuat dari logam almunium akan teroksidasi
4
Al + 3H2O ⎯⎯→ Al(OH)3 + 3 H+ + 3e
Ion OH- dari basa akan mengalami oksidasi membentuk gas oksigen (O2),
4 OH- ⎯⎯→ 2H2O + O2 + 4e
Jika larutan mengandung ion-ion logam lain maka ion-ion logam akan direduksi menjadi
logamnya dan terdapat pada batang
Katoda
Li+ + e ⎯⎯→ L
Contoh :
Pb2+ + 2e ⎯⎯→ Pb
Dari reaksi tersebut, pada anoda akan dihasilkan gas, buih dan flok Al(OH)3. Selanjutnya
flok yang terbentuk akan mengikat logam Pb yang ada di dalam limbah, sehingga flok akan
memiliki kecenderungan mengendap. Selanjutnya flok yang telah mengikat kontaminan Pb
tersebut diendapkan pada bak sedimentasi (proses sedimentasi) dan sisa buih akan
terpisahkan pada unit filtrasi.
4. WHO
Pengolahan limbah Pb dilakukan oleh tim pengelolaan limbah dari pabrik bersangkutan,
yakni PT. GS Battery Inc., Sunter, Jakarta Utara bekerjasama dengan laboratorium Pusat
Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM) Bandung dan Laboratorium Lingkungan
Universitas Trisakti, Jakarta.
5. WHEN
Pengolahan limbah Pb pada industri aki dilakukan secara berkesinambungan (kontinyu)
pada setiap akhir proses produksi.
6. WHERE
Pengolahan limbah Pb pada industri aki dilakukan di pabrik yang bersangkutan yakni, PT.
GS Battery Inc., Sunter, Jakarta Utara.
7. HOW MUCH
Alat :
o Elektrokuagulator (Ecolotron Inc.)
5
o Genset (Volvo penta diesel)
Bahan :
o Limbah pabrik aki
Pembiayaan
No. Jenis Keperluan Jumlah Biaya
1. Elektrokuagulator (Ecolotron
Inc.)
1 unit Rp. 200.000.000,-
2. Tender pembuatan bak
penampungan
3 buah Rp. 50.000.000,-
3. Genset 1 unit Rp. 20.000.000,-
4. Pompa air 1 unit Rp. 10.000.000,-
4. Biaya operasional @ bulan 5 orang Rp. 5.000.000,-
5 Biaya lain-lain Rp. 10.000.000,-
Total Rp. 295.000.000,-
8. LEGAL
Dasar Hukum Pengelolaan Limbah B3
· B3 : Bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. (PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999).
· UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
· Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1993, tentang Pengesahan Basel Convention on
The Control of Transboundary Movement of Hazardous Wastes and Their Disposal.
· Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Dampak Lingkungan.
6
· SK Menteri Perindustrian No. 134/M/SK/4/1988 : Pencegahan dan Penanggulangan
Pencemaran sebagai akibat kegiatan usaha industri terhadap lingkungan hidup.
· SK MNLH No. Kep-11/MenLH/11/1994 : Jenis usaha atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan.
· Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 85
tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
· Surat Keputusan Kepala Bapedal :
o No. Kep-68/Bapedal/05/1994 tentang Permohonan Ijin Pengelolaan Limbah
B3.
o No. Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang tentang Tata Cara & Persyaratan Teknis
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3.
o No. Kep-02/Bapedal/09/1995 tentang tentang Dokumen Limbah B3.
o No. Kep-03/Bapedal/09/1995 tentang tentang Persyaratan Teknis Pengolahan
Limbah B3.
o No. Kep-04/Bapedal/09/1995 tentang tentang Tata Cara & Persyaratan
Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi bekas Pengolahan dan
Lokasi bekas Penimbunan Limbah B3.
o No. Kep-05/Bapedal/09/1995 tentang Simbol dan Label Limbah B3.
o No. Kep-02/Bapedal/01/1998 tentang Tata Laksana Pengawasan Pengelolaan
Limbah B3.

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI TIMAH DARI AKI BEKAS


Aki merupakan komponen pencatu daya dalam kendaraan bermotor. Sampai saat ini komponen utamanya masih terbuat dari logam timbal (Pb) dan belum ada alternatif yang mampu menggantikannya. Sebagai pencatu daya, di dalam aki timbul reaksi kimia.

Usaha daur ulang aki bekas telah banyak dilakukan oleh industri rumah tangga dan kecil tersebar di berbagai tempat, biasanya tempat-tempat yang terpencil. Industri daur ulang aki jarang yang dilakukan oleh industri skala menengah-besar, hal ini dikarenakan usaha menengah-besar memerlukan biaya mobilisasi pengumpulan aki bekas yang besar untuk memenuhi kapasitasnya sehingga dirasakan lebih menguntungkan menerima hasil daur ulang setengah jadi industri kecil, untuk diproses lebih lanjut menjadi produk murni, maupun bahan baku impor (saat ini dilarang).
Industri daur ulang aki bekas ini apabila tidak ditata dan tanpa penggunaan teknologi yang tepat akan berakibat buruk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia dalam pengumpulan, pengangkutan maupun prosesnya. Pencemaran dari usaha daur ulang aki bekas ini adalah :
- Pencemaran udara yang berasal dari asap dan debu yang
mengandung logam berat Pb.
- Bau sulfur yang spesifik.
Limbah cair yang mengandung asam sulfat
Kegiatan daur ulang ini rasanya tidak mungkin dilarang, hal ini dikarenakan daur ulang aki merupakan mata pencaharian dan dirasakan sangat menguntungkan oleh para pendaur ulang. Dilain pihak kesadaran akan bahaya dari racun logam berat timbal (Pb) yang termasuk bahan beracun berbahaya (B3) masih belum disadari oleh kebanyakan masyarakat terutama para pendaur ulang. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama masyarakat – pemerintah sehingga terbentuk kinerja daur ulang yang akrab lingkungan.
Daur ulang aki ditujukan untuk mengambil logam timbal (Pb) atau disebut juga ingot dan plastik box, untuk dimanfaatkan kembali. Teknologi yang digunakan juga bermacam-macam dari yang sangat sederhana hingga teknologi tinggi, tetapi pada dasarnya logam timah diambil dengan cara reduksi-oksidasi (redoks) unsur timbal yang ada di dalam.
Dari proses daur ulang tersebut dihasilkan 2 jenis material yaitu :
1. Logam/Ingot timbal dimanfaatkan oleh :
- pabrik aki sebagi sel aki baru
- pabrik cat
- pabrik tabung TV
- keramik dan isolasi radio aktif
2. Plastik box dimanfaatkan oleh:
- pabrik aki
- pabrik plastik
Didalam melakukan daur ulang timah dikenal beberapa alternatif teknologi. Pemilihan teknologi ini akan menentuan disain peralatan yang akan dipergunakan.

STANDAR KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL ( SKBM )ATAU KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )


PENGERTIAN
   SKBM adalah ; Tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per mata pelajaran.
   Siswa yang belum mencapai SKBM dikatakan belum tuntas.
MANFAAT SKBM
        Sekolah / guru / siswa memiliki patokan yang jelas dalam menentukan ketuntasan.
        Adanya keseragaman batas ketuntasan setiap mata pelajaran pada kelas pararel.
RAMBU – RAMBU
         SKBM ditetapkan pada awal tahun.
         SKBM ditetapkan oleh guru.                                        
         Nilai SKBM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0-100.
         Nilai ketuntasan belajar maksimaal 100.
         Sekolah dapat menetapkan SKBM dibawah nilai ketuntasan maksimal.
         Nilai SKBM harus dicantumkan dalam LHBS/ rapor .
         SKBM diinformasikan kepada warga sekolah dan orang tua siswa.
MEKANISME
         Penetapan nilai SKBM dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setia indikator.
         SKBM kompetensi dasar didapat dengan merata-rata SKBM semua indikator pada KD yang terkait.
         SKBM SK merupakan rata-rata SKBM KD yang terdapat pada setiap SK
         Nilai SKBM mata pelajaran merupakan rata-rata ketuntasan belajar setiap SK pada tingkat kelas yang bersangkutan.
         Penetapan SKBM dilakukan dengan menggunakan format A.
KRITERIA PENETAPAN SKBM
        Tingkat essenssial / kepentingan
        Kompleksitas / kesulitan dan kerumitan.
        Daya dukung
        Intake siswa
        Kemampuan guru
INDIKATOR ESSENSIAL
1.   Sangat essensial
         Bermakna dan bermanfaat untuk mencapai indikator lain.
         Bermakna dan bermanfaat untuk pembekalan kecakapan hidup.
         Mampu mewakili indikator lain
2. Cukup essensialMendukung indikator kunci dalam pencapaian indikator berikutnya& pembeklan kecakapan hidup
KOMPLEKSITAS
         Kompleksitas tinggi bila harus dicapai oleh siswa dengan tuntutan sbb:
         Menuntut kreativitas dan inovasi yang tinggi oleh siswa.
         Waktu cukup lama karena perlu pengulangan.
         Perlu kecermatan dan penalaran yang tinggi oleh siswa.
         Menuntut sarpras yang cukup demi tercapainya KD .
DAYA DUKUNG
        Ketersediaan tenaga,
        Sarpras pendidikan,
        Biaya,
        Menejemen sekolah,
        Kepedulian stakeholders sekolah

INTAKE SISWA
SKBM didasarkan pada :
        Hasil seleksi
        Nilai raport kelas dibawahnya
        Psikotes
KEMAMPUAN GURU
SKBM  DIDASARKAN PADA :
           Penguasaan guru terhadap KD : sangat menguasai, cukup menguasai, kurang             menguasai
           Penguasaan metode dalam menyampaikan KD ( strategi )
           Ketertarikan guru terhadap KD
»

Ilmu Alamiah Dasar



            Biologi merupakan ilmu tentang kehidupan. Dengan biologi kita akan mempelajari kehidupan, mengorek lebih dekat bentuk-bentuk dan semua proses dalam suatu kehidupan, yang kita kenal dengan organisme. Suatu organisme selalu melakukan kerja sebagai unit dasar dari kehidupan. Unit dasar terkecil dari kehidupan baik secara fungsional maupun structural dinamakan dengan Sel.

I. ASAL-USUL KEHIDUPAN

            Ada beberapa teori yang berkembang tentang asal-usul kehidupan yang pernah berkembang :
  1. Teori Abiogenesis
Teori ini mengemukakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda/materi tak hidup/mati dan terjadi secara spontan, dikenal dengan istilah Generatio sponania.
  1. Teori Biogenesis
Teori ini membantah teori abiogenesis, dalam teori biogenesis dikemukakan bahwa semua kehidupan berasal dari telur (omne vivo ex ovum), dan semua telur berasal dari kehidupan (omne ovum ex vivo), sehingga dapat dikatakan bahwa semua kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya (omne vivo ex vivum).
  1. Teori Cosmozoa
Dalam teori ini mengungkapkan bahwa asal mula makhluk hidup berasal dari “spora” yang berasal dari luar angkasa.
  1. Teori Ciptaan
Teori ciptaan (special creation) mengemukakan bahwa yang diciptakan bukan makhluk hidup tetapi materi pembentuknya. Faham ini mengemukakan tentang proses perkembangan materi yang pada akhirnya membentuk makhluk hidup tanpa menyinggung asal mula materi pembentuknya.
  1. Teori Naturalistik
Teori ini dikenal juga dengan istilah Neobiogenesis, yang memandang bahwa terbentuknya makhluk hidup pertama di bumi ini melalui tahapan-tahapan tertentu, mulai dari molekul CH4, NH3, H2, dan  H2O, unsure-unsur yang terdapat pada atmosfir bumi purba. Pendapat ini dikemukakan oleh A.I. Oparin, sebagai titik tolak gagasannya tentang cirri makhluk hidup pertama yang heterotrof.
1.    Tahap pertama
Pada tahap ini makhluk hidup pertama disusun oleh molekul-molekul yang terdapat dalam atmosfir bumi seperti CH4, NH3, H2, dan  H2O yang saling bereaksi hingga membentuk persenyawaan organic kompleks setelah melalui beberapa tahapan, energi dinyatakan dalam keadaan melimpah, seperti energi panas dan energi radioaktif, energi matahari dan sinar kosmis.
2.    Tahap kedua
Tahap ini terjadi reaksi yang membentuk senyawa organik :
CH4-                                                          - monosakarida
                                                                  - Gliserol dan asam lemak
NH3                                                         - Asam amino
                                                                  - purin
 H2O-                                                         - pirimidin

3.    Tahap ketiga
Selanjutnya terjadi reaksi lanjutan dari tahap kedua:
Monosakarida + monosakarida menjadi polisakarida
Asam lemak + gliserol menjadi lemak
Purin + pirimidin + asam fosfat menjadi Nukleotida
Nukleotida + nukleotida menjadi Asam nukleat.
4.    Tahap keempat
Reaksi selanjutnya adalah : Asam nukleat + Protein akan menjadi Nukleoprotein. Nukleoprotein sudah menunjukkan gejala mampu mengadakan/mengalami reproduksi, mutasi dan nutrisi.
5.    Tahap kelima
Tahap ini menunjukkan perkembangan yang lebih lanjut dari protein, yaitu protein mendapatkan selubung bahan organic dan menjadi protovirus dan atau sel awal.
Produk akhir ini mampu mengadakan sintesis, pertumbuhan, perkembangan, pengendalian internal dan melakukan fermentasi.

6.    Tahap keenam
Pada tahap ini protovirus akan menjadi virus. Sel awal yang memiliki klorofil menjadi tumbuhan, sel awal menjadi saprofitik, sel awal mampu mengadakan khemosintesis, dan sel awal ada yang memnajdi makhluk parasiter.
            Beberapa tahap dalam teori naturalistic tersebut dibuat suatu percobaan secara ilmiah dan dilakukan oleh Stanley Miller, hasil gagasan dari Harold Urey, seperti gambar yang tampak di bawah ini.



II. CIRI-CIRI KEHIDUPAN

            Makhluk hidup dapat dibedakan dengan benda mati karena organisme hidup memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
  1. Keteraturan : Semua karakteristik kehidupan yang lain muncul dari organisasi kehidupan organisme yang kompleks.
  2. Reproduksi.: Organisme menghasilkan sendiri keturunannya. Kehidupan berasala dari kehdupan sebelumnya.
  3. Pertumbuhan dan Perkembangan: Program-program yang dapat diwariskan yang berbentuk DNA menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, membentuk organisme dengan karakteristik yang hanya dimiliki oleh spesiesnya.
  4. Metabolisme/Pemanfaatan energi. Organisme mengambil energi dan mentransformasinya sehingga dapat digunanakan untuk melakukan berbagai pekerjaan.
  5. Respon terhadap lingkungan. Organisme akan mengadakan reaksi terhadap stimulus dari lingkungannya.
  6. Homeostatis. Mekanisme-mekanisme pengatur akan menjaga agar lingkungan internal suatu organisme tetap berada pada batas-batas yang sewajarnya, walaupun lingkungan eksternalnya selalu berubah-rubah.
  7. Adaptasi evolusioner. Kehidupan terus berkembang sebagai hasil dari interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Salah satu konsekuensi dari evolusi adalah adaptasi organisme terhadap lingkungannya.

III. EVOLUSI DAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

            Evolusi merupakan suatu proses perubahan cirri sebuah spesies dalam kurun waktu yang lama, yang akhirnya sampai kepada pembentukan spesies baru. Dalam konsep evolusi tubuh suatu individu suatu populasi berubah secara structural, hal ini dapat terjadi baik pada tumbuhan maupun hewan karena setiap individu memiliki tipe-tipe yang berbeda dalam kemampuan beradaptasi (menurut Darwin, Selekasi alam) terhadap lingkungan di sekitarnya agar tetap survive.
            Suatu organisme mengalami perubahan dari generasi ke generasi (pada abad ke 20 dikenal dengan istilah prinsip-prinsip genetika). Pada organisme memiliki informasi genetic tertentu yang diturunkan (aliran gen/gen flow) dan terjadi penyimpangan genetic (genetic drift) sehingga terjadi perubahan populasi yang mengakibatkan terjadinya spesies baru (spesiasi). Beberapa proses Spesiasi dapat terjadi sebagai berikut:
  1. Spesiasi Filetik, pertubahan komposisi genetic pada anggota sebuah populasi yang terjadi secara turun temurun.
  2. Spesiasi allopatrik, Terjadi pemisahan populasi karena adanya penghalang fisik seperti sungai gunung, laut.
  3. Spesiasi parapatrik, adanya variasi lingkungan yang mengakibatkan ketidakmampuan suatu anggota populasi melakukan reproduksi/perkawinan. (isolasi reproduksi)
  4. Spesiasi simpatrik, karena terjadi poliploidi
  5. Hibridisasi, sebagai hasil persilangan.

Evolusi organik sampai kepada evolusi Manusia

            Molekul CH4, NH3, H2, dan  H2O secara teori neobiogenesis akan menjadi materi organic komplek yang kemudian menjadi sel pertama yang akhirnya mampu untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan gas oksigen.
  1. Era proteozoic (2,5 milyar –544 juta tahun yang lalu), mulai muncul prokariota sehingga terbentuknya gas oksigen.
  2. Era paleozoic (544 – 250 juta tahun yang lalu), muncul eukariota yang multiseluler, pada tahap ini ditemukan 250 ribu fosil.
-          perioda kambrium, munculnya mimi purba, Trilobita
-          perioda ordovisi, munculnya lamprey, sejenis ikan
-          perioda silur, munculnya agnatha, ikan bertulang rawan (Chondricthyes), dan munculnya tumbuhan di darat
-          perioda devoni, munculnya amfibia dan serangga
-          perioda karbon, munculnya paku-pakuan dan tubuhan biji dan fungi
-          perioda perm, sebagian mengalami kepunahan dan munculnya pinus dan cemara.
  1. Era Mesozoikum (250 – 65 juta tahun yang lalu) Masa keemasan reptil, dinosaurus.
-          perioda trias, mamalia mulai ada
-          perioda jura, munculnya dinosaurus, burung (archerpthyrex)
-          perioda kreta, munculnya tumbuhan berbunga (angiospermae)
Pada periode akhir ini terjadi kepunahan dan muncul plankton, bivalvia, gurita bercangkang.
  1. Era senozoikum  (mulai 65 juta tahun yang lalu). Masa keemasan mamalia. Diperkiraka mulai 75 juta tahun yang lalu kera mirip manusia purba pertama muncul. Era ini terbagi dalam perioda tersier dan perioda kuartener

Evolusi Manusia

            Evolusi manusia didasarkan hanya pada fakta-fakta ditemukannya fosil-fosil yang mirip manusia, seperti :
  1. Ditemukannya fosil Australopitesin (kera mirip manusia) diperkirakan hidup pada 10 – 8 juta tahun yang lalu.
  2. Ditemukannya fosil Australopithecus africanus (Kenya) diperkirakan hidup pada 5,5 juta tahun yang lalu.
  3. Ditemukannya fosil Australopithecus aferensis (Ethopia) diperkirakan hidup pada 3,5 juta tahun yang lalu.
  4. Ditemukannya fosil Australopithecus robustus, Australophithecus boisei, diperkirakan hidup pada 2 - 1 juta tahun yang lalu. Pada masa hidupnya diperkirakan sudah hominid, suka berburu, dan mampu membuat alat, sehingga dinamakan juga Homo habilis ( tukang, pembuat alat).
  5. Ditemukannya fosil Homo erectus (Pithecanthropus erectus) diperkirakan hidup pada 700.000 tahun yang lalu.
  6. Ditemukannya fosil Homo erectus pekinensis diperkirakan hidup pada 500.000 tahun yang lalu.
  7. Ditemukannya fosil manusia Lembah Neanderthal, diperkirakan hidup pada 150.000 – 60.000 tahun yang lalu.
  8. Ditemukannya fosil manusia Cro-magnon, diperkirakan hidup pada 40.000 – 10.000 tahun yang lalu.
  9. Manusia Modern (Homo sapiens), diperkirakan mulai ada sekitar 10.000 – 6.000 tahun yang lalu. Tetapi antara Manusia Cro-magnon ke Manusia Modern, masih diperlukan lagi fosil yang menunjukkan perantara dan sampai saat ini belum bisa dijelaskan atau dikenal dengan istilah rantai yang hilang atau Missing link.



IV. DASAR-DASAR TAKSONOMI DAN KLASIFIKASI

           
Setiap jenis tumbuhan maupun hewan terdiri atas sejumlah individu, sehingga seluruh jenis terdiri atas berjuta-juta individu. Anatara jenis yang satu dengan jenis yang lain berbeda/terdapat perbedaan sehingga secara keseluruhan tampak adanya keanekaragaman yang sangat besar. Oleh karena jumlah individu dan keanekaragaman begitu besar ditambah lagi dengan daya ingat manusia sanngat terbatas sehingga tidak mungkinuntuk mengenal dan mempelajari satu per satu individu, perlu diciptakan suatu cara untuk memudahkan mempelajari.
            Cara yang dipandang tepat ialah menyusun tumbuhan dan hewan ke dalam kelompok-kelompok tertentu. Kegiatan pengelompokkan ini disebut klasifikasi. Dari  klasifikasi ini dihasilkan kelompok-kelompok organisme dengan jenjang yang berbeda-beda. Jenjang yang lebih tinggi memiliki persamaan sifat lebih sedikit diantara para warganya. Jenjang yang lebih rendah memiliki persamaan sifat yang lebih banyak.
Kelompok-kelompok organismedalam berbagai jenjang ini masing-masing disebut Takson (susunan). Ilmu tentang takson dinamakan Taksonomi (hukum).
            Taksonomi merupakan teori atau praktek klasifikasi mencakup pemberian nama dan penyusunan yang sistematis dari tumbuh-tumbuhan dan hewan ke dalam kelompok-kelompok. Tata nama mulai dikenalkan oleh Linnaeus (1753) untuk tumbuhan dan 1758  untuk hewan. Selanjutnya dipakai secara umum mulai tahun 1867 (tumbuhan) dan 1898 untuk hewan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa latin. Untuk nama spesies terdiri atas dua kata (binomial nomenclature), kata pertama menunjukka genus/marga, kata kedua menunjukkan petunjuk spesies/jenis.
Contoh klsifikasi macan tutul :
Kingdom          : Animalia
Phylum            : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Karnivora
Familia                        : Felidae
Genus                         : Panthera
Spesies           : Panthera tigris (macan tutul)


V. EKOLOGI
            Ekologi merupakan cabang ilmu biologi. Pada ekologi dipelajari tentang hubungan timbang balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Organisme merupakan suatu sistem terbuka yang terus menerus berinteraksi baik dengan lingkungan di sekitarnya maupun dengan makhluk hidup lain. Dalam proses interaksi tersebut akan terjadi aliran energi dan siklus materi.
            Energi akan mengalir dari sumber utamanya yaitu cahaya matahari, kemudin diubah oleh tumbuhan menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa dan enregi kimia yang tersimpan dalam bahan makanan tersebut akan digunakan untuk aktivtas/kerja dalam proses kehidupan baik oleh tumbuhan itu sendiri maupun oleh organisme lain yang mengambil dari tumbuhan tersebut. Aktivitas/kerja dalam proses kehidupan membutuhkan energi dan energi tersebut ke luar sebgai panas. Sedangkan materi akan selalu bersiklus dan akan tetap ada, seperti siklus karbon dan siklus nitrogen yang tampak pada gambar berikut.



             Contoh, pohon yang tumbuh akarnya akan menyerap air dan mineral, akar pohon juga berinteraksi dengan lingkungan didekatnya. Daun pohon tersebut akan menyerap energi matahari dan mengambil CO2 untuk menghasilkan gula dan gas oksigen, disamping itu daun tumbuhan dapat dijadikan sumber makanan bagi organisme lain. Buah dari pohon akan dimanfaatkan oleh organisme lain sebagai makanan. Hubungan tersebut terdiri atas berbagai individu yang membentuk komunitas dan berinteraksi dengan lingkungan abiotiknya sehingga terbentuk sebuah ekosistem.
            Ekosistem memiliki struktur tropik, dalam struktur tersebut dikenal istilah produsen, konsumen primer, konsumen sekunder, konsumen tersier, konsumen kuarterner dan detritivora (bakteri pengurai, jamur, fungi).
            Lingkungan suatu organisme terdiri atas komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen-komponen abiotik (kimia, fisik tak hidup) seperti suhu, cahaya, air, nutrien. Komponen biotik (hidup) merupakan semua organisme lain yang merupakan bagian dari lingkungan suatu individu.
Komponen abiotik yang utama :
-          Suhu, diantaranya dapat mempengaruhi persebaran, proses boilogis, dan pengaturan suhu tubuh makhluk hidup. Suhu 00C dapat mengakibatkan suatu sel pecah, sedangkan suhu di atas 450C dapat mengakibatkan protein terdenaturasi.
-          Air, sangat penting bagi kehidupan, ketersediaan air dalam berbagai habitat bervariasi, akibatnya organisme harus mampu beradaptasi terhadap tempat hidupnya. Contoh, adanya perbedaan tekanan osmosis antara air laut dan air tawar mengharuskan ikan-ikan yang hidup di tempat tersebut mampu beradaptasi terhadap lingkungannya.
-          Cahaya, sangat berguna untuk fotosintesis dan fotoperiodism,panjang relatif siang dan malam dapat berpengaruh terhadap perbungaan, migrasi suatu hewan, atau siklus birahi/estrus hewan.
-          Angin, berpengaruh terhadap suhu lingkungan dengan menghilangkan panas melalui evaporasi.
-          Batu dan tanah, struktur fisik, pH dan komposisi mineral batuan dan tanah membatasi persebaran tumbuhan yang tumbuh dan hewan yang memakan tumbuhan tersebut.
-          Iklim. Suhu, air, cahaya dan angin merupakan komponen iklim, merupakan kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi.

VI. REPRODUKSI TINGKAT SEL
            Reproduksi atau perkembangbiakan pada tingkat sel atau lebih sering jua dinamakan pebelahan sel terbagi dalam dua jenis, yaitu pembelahan langsung dan pembelahan tak langsung. Pembelahan langsung, yaitu pembelahan sel tanpa melalui tahapan-tahapan pembelahan, contohnya, terjadi pada organisme bersel tunggal/bersel satu atau sel-sel prokariotik. Sedangkan pembelahan tak langsung merupakan pembelahan sel yang melalui tahapan-tahapan, yaitu tahap profase, metafase, anafase, dan telofase. Tejadi pada sel-sel pada organisme multiseluler.
            Pembelahan sel tak langsung terdiri dari dua jenis, yaitu mitosis dan meiosis. Perbedaan keduanya dapat dilihat pada tabel berikut.




Pembeda
Mitosis
Meiosis
Sel yang membelah
Sel somatik
Sel gamet
Jumlah sel anak
Asal satu sel menjadi dua sel
Asal satu sel menjadi empat sel
Jumlah kromosom sel anak
Diploid (2n, sama dengan jumlah kromosom induk)
Haploid (n, setengah jumlah kromosom induk)
Tahapan pembelahan
Profase, metafase, anafase, dan telofase
Profase I, metafase I, anafase I, telofase I,   profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II
           
            Proses mitosis dan meiosis secara lebih terperinci dapat dilihat pada gambar-gambar berikut.

Gambar. Siklus Sel
                                                                                              
Gamabar. Pembelahan sel secara langsung (Biner)

Gambar. Bagian-baigan sel yang membelah




Gambar. Tahap-tahap Mitosis


 



VII. Embriologi Dasar
            Secara keseluruhan dalam embriologi dipelajari mulai dari proses terbentuknya suatu embrio, kemudian embrio tersebut berkembang menjadi suatu individu yang utuh dan tumbuh serta berkembang hingga dewasa. Secara garis besar tahapan proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

                                                            Gametogenesis

 

                        Spermatogenesis                                Oogenesis

                                                        Fertilisasi

                                                Pembalahan, morulasi
       dan Blastulasi

        Gastrulasi

        Neurulasi
 

      Organogenesis

Perkembangan Pasca Lahir
Gametogenesis : Proses pembentukan gamet (jantan/betina)
Spermatogenesis : Proses pembentukan sperma dari bakal sel sperma (Spermatogonia)
Oogenesis: Proses pembentukan ovum/sel telur dari bakal sel telur (oogonia)
Fertilisasi: Proses peleburan dua sel gamet (sperma dan ovum) untuk menghasilkan  zigot denngan membawa materi genetik dari kedua tetuanya.
Pembelahan: proses pertambahan jumlah sel embrio dari satu sel hingga mencapai jumlah tertentu agar mencapai tahap morula, selnya disebut blastomer.
Morulasi: Proses terbentuknya embrio menjadi berbentuk bola yang padat, penuh dengan sel.
Blastulasi: proses pembentukan rongga blastula (Blastosoel). Embri tahap ini dinamakan tahap Blastula.
Gastrulasi: proses reorganisasi sel-sel embrio, sel-sel embrio tersebut bergerak secara morfogenetik untuk menempatkan sel-sel tersebut ke tempat semestinya berada, sehingga akhir proses ini akan terbentuk tiga lapisan lembaga, yaitu endoderm (di dalam), mesoderm (di tengah) dan ektoderm (di luar).
Organogenesis: proses pembentukan organ-organ tubuh sebagai turunan dari ketiga lapisan lembaga pada tahap gastrula. Seperti saluran pencernaan berasal dari endoderm, tulang dan otot berasal dari lapisan mesoderm, kulit dan saraf berasal dari lapisan ektoderm.



VIII. METABOLISME SEL
            Metabolisme berasal dari bahasa yunani metabole, berarti berubah. Metabolisme merupakan keseluruhan proses reaksi kimia dalam makhluk hidup dengan melibatkan energi dan enzim. Metabolisme dibagi dua, yaitu anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme: penyusunan atau sintesis, merupakan proses sintesis bahan organik dari materi-materi anorganik, atau proses penyusunan bahan organik yang kompleks dari bahan organik yang sederhana. Proses ini memerlukan energi.
Contoh, Fotosintesis dan Sintesis protein.
Katabolisme: Perombakan atau pembongkaran, merupakan proses pembongkaran senyawa kompleks menjadi lebih sederhana atau proses pembongkaran senyawa organik menjadi anorganik. Pada proses ini dikeluarkan energi.           
Contoh, Respirasi sel.

Reaksi kimia Fotosintesis :
 Energi cahaya
         6 CO2   +    12 H2O            Klorofil             C6H12O6    +    6 O2    +    6 H2O

Tahapan fotosintesis terdiri atas dua tahap, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.



Reaksi terang :
-          Memerlukan cahaya
-          Mengeksitasi elektron klorofil
-          Menghasilkan ATP, NADPH untuk siklus Calvin dan O2

Reaksi gelap / siklus Calvin:
-          Tidak memerlukan cahaya
-          Berlangsung bila ada ATP dan NADPH hasil dari reaksi terang.
-          Memerlukan CO2
-          Membentuk gula

Proses keseluruhan dan tempat terjadinya di dalam sel tumbuhan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar. Fotosintesis
In the light reactions, light is absorbed by chlorophyll and other pigment molecules, exciting their electrons. The energy of excited electrons is then used by electron carriers to produce NADPH molecules and generate a concentration gradient that powers the synthesis of ATP. This process splits water and releases oxygen.
In the Calvin cycle, energy from ATP, electrons from NADPH, and carbon from carbon dioxide are combined to produce sugar molecules


Reaksi kimia Respirasi Sel :

           C6H12O6    +    6 O2                      6 CO2   +   6 H2O  + Energi (ATP + panas)

Reaksi tersebut berlangsung dalam tiga tahap :
1.    Glikolisis: Glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat.
- Dekarboksilasi oksidatif (asam piruvat menjadi asetil koenzim A)
2.    Siklus Krebs
3.    Rantai transpor elektron.

Proses keseluruhan dan tempat terjadinya di dalam sel dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar. Respirasi Sel


IX. ASAM NUKLEAT

Asam nukleat merupakan polimer dari monomer-monomer nukleotida (polinukleotida). Berfungsi sebagai penyimpan dan dalam menghantarkan informasi herediter (turun-temurun) sehingga dikatakan juga sebagai materi genetika. Asam nukleat terdapat di dalam inti sel (Eukariota) atau sebagai materi inti (Prokariota). Asam nukleat mampu menduplikasi/mereplikasi diri.
Terdapat dua jenis asam nukleat yaitu ADN/DNA (Asam Deoksiribo Nukleat) dan ARN/RNA (Asam Ribo Nukleat).
Nukleotida terdiri atas 3 bagian :
1.      Basa Nitrogen (terdiri dari purin dan pirimidin)
2.      Gula Pentosa (gula berkarbon lima, deoksiribosa/ribosa)
3.      Fosfat.
Perbedaan antara DNA dan RNA
PEMBEDA
DNA
RNA
- Rantai
-  Double heliks (ganda berpilin)
- Tunggal
-    Basa Nitrogen
-    Purin
-    Pirimidin

-          Adenin (A) dan Guanin (G)
-          Sitosisn (C) dan Timin (T)

-          Adenin (A) dan Guanin (G)
-          Sitosisn (C) dan Urasil (U)
- Gula Pentosa
-  Deoksiribosa
-  Ribosa

DNA   RNA
Bagian-bagian Nukleotida :


Perbedaan Gula Pentosa Antara DNA dan RNA :






Antara satu nukleotida berikatan dengan satu nukleotida lainnya terjadi pada atom karbon (C) nomor 3 dan nomor 5 membentuk di/tri/kuarta-nukleotida, lebih banyak lagi disebut polinukleotida, sedangkan arah pembentukan polinukleotida yaitu dari C nomor 5 ke nomor 3. 


Pembentukan rantai pada DNA dan RNA dan tampak Basa Nitrogennya :

Struktur Kimia Basa Nitrogen :


X  PROTEIN DAN SINTESIS  PROTEIN
Protein Merupakan suatu polipeptida, bisa terdiri atas satu atau lebih rantai polipeptida. Polipeptida merupakan polimer dari dari asam amino (asam amino ada 20 macam). Setiap protein memiliki urutan asam amino yang spesifik dalam rantai polipeptidanya. Urutan asam amino dalam rantai tersebut menentukan struktur protein baik primer, sekunder, tersier, maupun kuarter. Struktur protein dapat menentukan fungsi dari protein itu sendiri.

Asam Amino
Dua puluh (20) macam asam amino, yaitu :
1.      Glisin (Gly)           6.  Isoleusin (Ile)         11. Theonin (Thr)        16. As. Aspartat (Asp)
2.      Alanin (Ala)          7.  Fenilalanin (Phe)    12. Sistein (Cys)          17. As. Glutamat (Glu)
3.      Valin (Val)            8.  Triptofan (Trp)       13. Tirosin ( Tyr)         18. Lisin (Lys)
4.      Leusin (Leu)          9.  Prolin (Pro) 14. Asparagin (Asn)    19. Arginin (Arg)
5.      Metionin (Met)      10.Serin (Ser)              15. Glutamin (Gln)      20. Histidin (His)

Struktur asam amino dan ikatan peptida yang dibentuknya menjadi rantai polipeptida dapat dilihat pada gambar berikut :


Urutan asam amino untuk setiap rantai polipeptida adalah tertentu atau spesifik. Urutan tersebut merupakan hasil translasi dari urutan basa nitrogen pada mRNA. Urutan basa nitrogen pada mRNA merupakan hasil transkripsi dari sepotong DNA. Dengan demikian sepotong DNA yang ditranskripsi menjadi mRNA kemudian ditranslasi menjadi rantai polipeptida dinamakan gen. Proses tersebut merupakan proses sintesis protein.
Transkripsi merupakan sintesis RNA pada suatu cetakan DNA
Translasi merupakan sintesis polipeptida berdasarkan kode-kode informasi genetik pada suatu molekul mRNA. Terdapat perubahan “bahasa” dari nukleotida menjadi polipeptida.
Tahapan-tahapan dalam sintesis protein :
Proses Trankripsi :




Proses Translasi :
Hasil Translasi :
Tabel : Kamus Kode Genetik (Kodon)

U
C
A
G


U
UUU
Phe
UCU

Ser
UAU
Try
UGU
Cys
U
UUC
UCC
UAC
UGC
C
UUA
Leu
UCA
UAA
Stop
UGA
stop
A
UUG
UCG
UAG
UGG
G

C
CUU

Leu
CCU

Pro
CAU
His
CGU

Arg
U
CUC
CCC
CAC
CGC
C
CUA
CCA
CAA
Gln
CGA
A
CUG
CCG
CAG
CGG
G

A
AUU

Ile
ACU

Thr
AAU
Asn
AGU
Ser
U
AUC
ACC
AAC
AGC
C
AUA
ACA
AAA
Lys
AGA
Arg
A
AUG
Met /Star
ACG
AAG
AGG
G

G
GUU

Val
GCU

Ala
GAU
Asp
GGU

Gly
U
GUC
GCC
GAC
GGC
C
GUA
GCA
GAA
Glu
GGA
A
GUG
GCG
GAG
GGG
G
XII. MUTASI

            Mutasi merupakan perubahan dalam DNA atau gen yang akhirnya terjadi perubahan urutan basa nitrogen sehingga terciptanya keragaman genetic. Secara garis besar terdapat dua jenis mutasi, yaitu mutasi kromosom (aberasi/mutasi besar) dan mutasi gen.

Mutasi Kromosom
            Mutasi kromosom merupakan mutasi yang terjadi pada kromosom, dapat berupa perubahan jumlah atau perubahan struktur kromosom.
·         Prubahan jumlah kromosom, berupa aneuploidi atau poliploidi. Baik aneuploidi maupun poliploidi dapat terjadi karena gagal berpisah (nondisjungsi) pada proses meiosis.
Contoh aneuploidi : Trisomi 21/Sindrom Down (kelebihan kromosom pada nomor 21), Sindrom Klinefelter (XXY), monosomi/Sindrom Turner (X0).
Contoh poliploidi : triploid dan tetraploid.
·         Perubahan pada struktur kromosom, berupa delesi (kehilangan), duplikasi (penggandaan), inversi (berbalik), dan translokasi (perpindahan antar kromosom).

Mutasi Gen
            Mutasi gen merupakan perubahan yang terjadi pada urutan basa nitrogen dalam rantai DNA atau RNA. Akibatnya dapat merubah atau tidak susunan asam amino yang dibentuk sewaktu gen tersebut terekspresi dalam membentuk rantai polipeptida. Dengan demikian mutasi gen dapat mempengaruhi struktur dan fungsi protein. Mutasi gen dapat terjadi melalui substitusi basa, penyisipan (insersi), atau delesi (penghilangan) basa.
            Apabila gen-gen yang mengalami mutasi terdapat pada kromosom yang sama dan kromosom tersebut kromosom tubuh serta diturunkan kepada generasi berikutnya dinamakan penurunan terangkai autosom. Sedangkan apabila gen hasil mutasi tersebut terdapat pada kromosom seks dinamakan dinamakan penurunan terangkai seks, seperi hemofilia dan buta warna.
Tabel : Kamus Kode Genetik (Kodon)

U
C
A
G


U
UUU
Phe
UCU

Ser
UAU
Try
UGU
Cys
U
UUC
UCC
UAC
UGC
C
UUA
Leu
UCA
UAA
Stop
UGA
stop
A
UUG
UCG
UAG
UGG
G

C
CUU

Leu
CCU

Pro
CAU
His
CGU

Arg
U
CUC
CCC
CAC
CGC
C
CUA
CCA
CAA
Gln
CGA
A
CUG
CCG
CAG
CGG
G

A
AUU

Ile
ACU

Thr
AAU
Asn
AGU
Ser
U
AUC
ACC
AAC
AGC
C
AUA
ACA
AAA
Lys
AGA
Arg
A
AUG
Met /Star
ACG
AAG
AGG
G

G
GUU

Val
GCU

Ala
GAU
Asp
GGU

Gly
U
GUC
GCC
GAC
GGC
C
GUA
GCA
GAA
Glu
GGA
A
GUG
GCG
GAG
GGG
G




Tabel : Kamus Kode Genetik (Kodon)

U
C
A
G


U
UUU
Phe
UCU

Ser
UAU
Try
UGU
Cys
U
UUC
UCC
UAC
UGC
C
UUA
Leu
UCA
UAA
Stop
UGA
stop
A
UUG
UCG
UAG
UGG
G

C
CUU

Leu
CCU

Pro
CAU
His
CGU

Arg
U
CUC
CCC
CAC
CGC
C
CUA
CCA
CAA
Gln
CGA
A
CUG
CCG
CAG
CGG
G

A
AUU

Ile
ACU

Thr
AAU
Asn
AGU
Ser
U
AUC
ACC
AAC
AGC
C
AUA
ACA
AAA
Lys
AGA
Arg
A
AUG
Met /Star
ACG
AAG
AGG
G

G
GUU

Val
GCU

Ala
GAU
Asp
GGU

Gly
U
GUC
GCC
GAC
GGC
C
GUA
GCA
GAA
Glu
GGA
A
GUG
GCG
GAG
GGG
G